Tampilkan postingan dengan label Celotehan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Celotehan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Mei 2021

Sejarah Baitul Maqdis

Sumber : https://pixabay.com


    Israil. Begitu gelar yang diberikan bagi Ya’kub bin Ishaq bin Ibrahim, yang berarti hamba atau kekasih Tuhan. Ia memiliki 12 anak lelaki yang kelak semua keturunannya ini disebut dalam Al-Qur’an dengan nama Bani Israil. Keduabelas anak ini berasal dari 4 ibu. Lea melahirkan Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda. Bilha melahirkan Dan dan Naftali. Zilpa melahirkan Gad dan Asyer. Sedang Rahel melahirkan Yusuf dan Benyamin.

    Dari Al-Qur’an kita memahami bahwa kisah Yusuf dimulai ketika saudaranya yang mendengki, berkonspirasi menyingkirkan Yusuf dari keluarga mereka, yang berakhir dijualnya Yusuf sebagai budak, lalu setelah serentetan fitnah dan ujian, Yusuf menjadi Bendahara yang dipercaya oleh Fir’aun mengatasi paceklik yang melanda. Singkat cerita, Yusuf lalu memaafkan saudaranya, mengundang ayah dan saudara-saudaranya untuk tinggal di Mesir.

    Bani Israil pun beranak pinak di Mesir, membawa millah Ibrahim, hidup dan beraktivitas di Mesir sampai Yusuf wafat, selepas itu Fir’aun yang tak suka dengan tauhid yang dipegang oleh Bani Israil, mulai mendzalimi mereka, menjadikan mereka budak, sebab bertentangan dengan keyakinan Mesir yang saat itu memuja dewa-dewi.

    Tampillah Musa, anak lelaki yang lolos dari perintah pembunuhan anak-anak lelaki Bani Israil, yang justru dibesarkan di dalam keluarga kerajaan Fir’aun. Ia menerima wahyu, lalu memimpin Bani Israil menuju ke tanah yang dijanjikan oleh Allah di Ardhul Muqaddas (Tanah Suci). Musa lalu memimpin Bani Israil dengan ragam mukjizat mulai dari tangan yang bercahaya hingga terbelahnya lautan, namun tetap saja Bani Israil ada yang mengkhianati Musa.

    Kita ketahui bahwa Bani Israil yang sudah lama berinteraksi dengan kebudayaan syirik di Mesir, dan itu mempengaruhi mereka, maka muncullah sifat-sifat yang tak pernah ada sebelumnya, yakni serakah dan pengecut. Musa menunjukkan mukjizat yang banyak, tapi tak menghalangi mereka mengolok-olok Musa saat tentara Fir’aun di belakang mereka dan lautan di depan mereka, bahkan membuat sesembahan patung sapi untuk disembah saat Musa pergi menerima perintah Allah.

    Walau Bani Israil ini adalah kaum pembangkang, Musa tetap membimbing mereka. Sampai di hadapan mereka tanah terjanji, mereka diminta oleh Allah untuk memasuki tanah tersebut, namun mereka menolak, sebab takut akan penduduk yang mendiami tanah itu, yang mereka sebut gagah perkasa. Lebih kurang ajar lagi mereka mengatakan pada Musa untuk berperang berdua saja bersama Tuhan, sedang mereka menunggu sambil duduk saja, bila sudah selesai, mereka baru mau memasukinya.

    Maka Al-Qur’an menyampaikan, sebab tingkah mereka itu, Allah mengharamkan negeri itu, tanah suci yang sudah dijanjikan itu bagi mereka selama 40 tahun. Mereka tak mampu memasuki tanah itu melainkan hanya berputar-putar seperti orang tersesat. Dalam masa itu, berkali-kali Al-Qur’an menceritakan tentang sikap buruk kaum Musa itu, yakni tidak puas dengan pemberian Allah, meragukan Allah hingga melihat dengan mata sendiri, dan lain sebagainya.

    Wafatlah Harun dan Musa, dan kepemimpinan akan Bani Israil diberikan pada Nabi Yusya’ bin Nun yang kemudian memimpin Bani Israil memenangkan peperangan dan masuk ke Ardhul Muqaddas, kemudian membagi wilayah itu menjadi 12 bagian sesuai dengan jumlah anak-anak Israil. Tiap-tiap wilayah ditunjuklah seorang hakim, dan Nabi Yusya’ sendiri menjadi hakim kepala diantara mereka.

    Masa ini terus berlanjut dengan diwarnai pertikaian diantara mereka, Nabi Yusya’ wafat dan digantikan Nabi lain. Dan di masa-masa ini, Bani Israil yang berinteraksi dengan penduduk setempat mulai diwarnai dengan ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ajaran Nabi Yusya’ mulai memiliki sifat yang jelek, menyelisihi bahkan membunuhi para Nabi, hingga tiba masa Nabi Samuel, hakim kepala terakhir.

    Di masa inilah Bani Israil meminta agar mereka tidak hanya dipimpin oleh Nabi, tapi juga mempunyai seorang raja, sebagaimana kerajaan yang mereka jumpai memiliki seorang raja, alasan lain, agar mereka lebih semangat berperang di jalan Allah. Maka diangkatlah Thalut menjadi raja Bani Israil, namun mereka pun kembali mengolok-oloknya dengan kata-kata miskin, mereka lebih berhak dan sebagainya, dan tidak pula mereka berperang sebagaimana janjinya kecuali hanya segelintir saja.

    Zaman para hakim berganti menjadi zaman para raja Bani Israil, hingga masa Daud yang menjabat Nabi sekaligus raja bagi Bani Israil. Nabi Daud memiliki keturunan yaitu Nabi Sulaiman, inilah masa kejayaan Bani Israil, dimana Sulaiman membangun Haikal atau Kuil Suci tempat menyembah Allah di Baitul Maqdis.

    Sepeninggal Nabi Sulaiman, Kerajaan terpecah menjadi dua. Yeroboam yang merupakan jenderal Bani Israil, tidak menerima kepemimpinan Rehoboam yang merupakan keturunan Nabi Sulaiman. Dari sini muncul Kerajaan Yehuda dengan ibukotanya Yerusalem yang dipimpin oleh Rehoboam, dan Kerajaan Israel dengan ibukotanya Samaria yang dipimpin oleh Yeroboam. Kerajaan Yehuda di bagian selatan didukung oleh bani Yehuda dan bani Bunyamin, sementara kesepuluh bani lainnya mendukung Kerajaan Israel di bagian utara.

    Perang saudara berkelanjutan pun terjadi, dan situasi ini dimanfaatkan Kerajaan Assyria yang akhirnya menaklukkan Kerajaan Israel di bagian utara pada 722 SM, lalu mengusir banyak penduduknya, menamatkan Kerajaan Israel dari dunia, lalu mengepung Yerusalem ibukota Kerajaan Yehuda. Sebelum sempat menguasai Kerajaan Yehuda, Kerajaan Assyria dikalahkan oleh Kerajaan Babilonia yang dipimpin Nebukadnezar II, menaklukkan Kerajaan Yehuda pada 597 SM.

    Haikal Sulaiman dihancurkan oleh pasukan Babilonia setahun selepasnya pada 596 M, penduduk-penduduknya dibawa sebagai tawanan ke Babilonia, sisanya lari ke Mesir dan wilayah sekitarnya. Bani Israil banyak yang hidup di kota Babilonia sebagai tawanan, namun mereka tetap menjalankan tradisi keagamaan mereka sebagai orang-orang Kerajaan Yehuda, yang mulai dikenal dengan kepercayaan Yahudi.

    Pada 539 SM Kerajaan Persia menyerbu Babilonia, Raja mereka Cyrus Agung tidak hanya mengirim pulang tawanan Yahudi, tapi juga mengembalikan Yerusalem pada mereka, dan memerintahkan mereka untuk kembali membangun Haikal Sulaiman. Pembangunan ini pun diselesaikan pada 516 SM di masa pemerintanan Darius Agung.

    Demikian Yerusalem tetap menjadi kota ibadah bagi kaum Yahudi, berganti pemerintahan demi pemerintahan, sampai Alexander Agung menaklukkan Persia pada 332 SM, masuklah Yerusalem dan orang-orang Yahudi pada masa penguasaan Imperium Yunani.

    Posisi kaum Yahudi menguat pada masa kekuasaan Yunani, dan dibawah pemeritahan yang baru mereka berhasil menguatkan dasar-dasar pemerintahn. Akhirnya kaum Yahudi ortodoks memberontak kepada Antiokhos IV Epiphanes dibawah pimpinan Matatias dan kelima anaknya pada 168 SM, disusul pendirian Kerajaan Hashmonayim pada 152 SM oleh Simon Maccabee.

    Jenderal Romawi Pompeii, mencatatkan diri untuk turut campur pada Kerajaan Yahudi baru ini pada 63 SM, hingga pengaruh Romawi bisa membuat Kerajaan Hashmonayim ini digantikan oleh pemerintahan Romawi sampai pada masa penguasaan Herodes sekitar 4 M.

    Dalam pendudukan Romawi ini, Yahudi sering menjadi korban kedzaliman penguasa Romawi, pajak yang berlebihan dibalas dengan penyerangan terhadap opsir Romawi, yang dibalas lagi dengan perusakan tempat-tempat ibadah kaum Yahudi. Pemberontakan tak terelakkan, yang berakibat pada titah Kaisar Vespasian untuk memerangi dan menumpas pemberontakan di Yerusalem pada 69 M.

    Pimpinannya adalah anaknya sendiri, Jenderal Titus, yang menghabisi kota Yerusalem pada 70 M, meratakan Haikal Sulaiman yang dibangun kembali pada masa Darius, membakar dan menghancurkannya hingga tak bersisa kecuali sebidang tembok yang sekarang diratapi kaum Yahudi.

Minggu, 12 April 2020

Senja Yang Fana

"Bagiku Tak Perlu Nama Untuk Sebuah Rasa
Bukankah ia Tumbuh Tanpa Siapa yang Tahu
Jika Suatu Hari Ia Pergi Tanpa Alasan Pasti 
Tak Akan Ada Sesal Dalam Diri".

"Lebih Baik Kau yang Merasa Asing
Daripada Kau yang Terasa Asing 
Oleh Dia yang Kau Anggap Penting".

" Tidak Kata " Kembali" Setelah Rasa Itu Pergi".

"Mimpi Itu Berawal Dari Imajinasi dan Di Obsesi Oleh Diri".

"Terimakasih Ya Allah Di Saat Hati Merasa Lelah
Kau Selalu Ada Dan Tak Pergi Meninggalkan ku
Di Saat Keputusasaan Menghapiri Tanpa Ingin Di Mengerti
Kau Selalu Memberiku Rasa Syukur Yang Tak Pernah Henti
Di Saat Aku Merasa Sendiri, Tapi Kau Hadirkan Mereka Yang Begitu Berarti
Ma'af kan Diri Yang Terkadang Ingin Menyerah
Pada Setiap Cobaan Dan Musibah
Ya Allah Bawalah Aku Lari Dari Keputusasaan 
Tanpa Harus Mengeluh Pada Setiap Keadaan".

"Tidak Ada Air Mata Karena Cinta
Tidak Ada Luka Karena Kecewa
Tidak Ada Kesedihan Karena Suatu Penghianatan, Tidak Ada Sakit Hati, Apalagi Kekhawatiran Yang Ada adalah Ketenangan, dan Kebebasan Itulah Kenapa Singel Itu BAHAGI ".

"Terkadang Rasa Kecewa Itu Selalu Hadir 
Mengapa Dia Yang Bertahun-tahun Mengenalmu Tapi Belum dapat Memahami Siapa Dirimu".

"Hidup Telah Merenggut Segala yang Ku Punya Dia Datang Dan Pergi Berlalu Tanpa Mengindahkan Rasa Dariku 
Terkadang Rutukan Hati bertanya Tanpa Ku Mengerti Apakah Ini Kutukan Takdir".

"Bila Kau Ukur Mungkin Langkah Ku Tak  Dapat Di Hitung Mulai Dari Garis Star Hingga Finis. Jika Kau Tanya ? Berapa Banyak Jarak Yang Ku Tempuh Akan Ku Ajak Kau Bermain Dengan Dimensi Waktu Sebagai Jawaban Dari Pertanyaan Mu Yang Ragu. Karena Jerjak Ku Bukan Alat Yang Bisa Kau Ramu".

"Kita Melihat Kebahagiaan Itu Seperti Pelangi Tak Pernah Ada Di Atas Kepala Kita Tapi Selalu Ada Di Atas Kepala Orang Lain".

 "Impian Itu Tidak Mengenal Batas Dan Waktu Tidak Mengenal Asal dan Usul, Tidak Mengenal Usia Ataupun Status, Tidak Mengenal Rasa Dan Karsa Apalagi Bentuk Dan Rupa, Selagi Masih Ada " HARAP" Segala Impian pun Dapat Tercipta".

"Dari Hati Yang Ingin Berteriak Namun Terkunci Oleh Bibir Yang Membungkam Oleh Rasa Yang Begitu Besar Tapi Tak Ingin melepas nya Dalam Liar Tak Ingin Berharap Pada Penantian Jika Hadir Nya Tak Pernah Memberi Kepastian".

"Sobat Wanita Terkadang Persepsi Pria Selalu  Mengatakan Wanita Adalah Mahluk Yamg Lemah Padahal Tanp Adany Wanita Pria Itu Bukan Lah Apa-apa".

"Hidupku Sudah Biasa Tanpa Cinta Tapi Hatiku Akan Terasa Hampa Bila Tak Mendapat Kabar Dari Orang Tua".

"Bersabar lah Saat Dunia Menekan mu Mungkin Dengan Inilah Tuhan Mengujimu Seberapa Besar Prinsip Hidup Mu Dan Seberapa Pantaskah Engkau Menerima Derajat Dari Tuhan Karena Benih Dari Sebuah Kesabaran Mu".

"Jika Resah Mu Tak Sanggup Bicara Cukup lah Engkau Bermain Dengan Tinta , Merangkai nya Dengan Kata-kata dan Hidup lah Dengan Makna".

"Untuk Menumbuhkan Sebuah "Kedewasaan" Ibu Memberiku Sebuah Kebebasan Saat Itulah Aku Sadar Bahwa Aku Sedang Di Berikan Sebuah Kepercayaan Yang Tak Ingin Aku Kecewakan".

"Adakala nya Kit Harus Bersahabat Dengan Sepi Karena Dengan Sepi Kita Lebih Banyak Mengenal Diri".

 "Tidak Ada Cinta Yang Abadi Semua Yang Terpatri Hanyalah Milik Sang Ilahi".

Senin, 31 Desember 2018

Manusia Tanpa Semangat

Apa yang kamu inginkan dalam hidup ini? bagaimana kamu menjalaninya? apakah kamu bisa hidup sendirian? bagaimana jika tidak ada orang peduli denganmu? bagaimana kah kamu menjalani hidup tanpa semngat dari orang di sekitarmu?

Sumber : https://pixabay.com
Mungkin kamu akan berfikir yang sama seprti saya. Tapi apa jadinya Hidup Kita Tanpa Semangat dari Orang lain? apakah kita masih akan tetap menjalani kehidupan kita sesuai apa yang kita inginkan? 
Sumber : https://pixabay.com